Semarang, Mei 2014
Sebagaimana dilaksanakan setiap tahun, pada Minggu pagi 4 Mei 2014 umat Buddha juga melaksanakan ziarah ke Makam Muktiharjo, Semarang berkaitan dengan Peringatan Waisak 2558 tahun ini.
Sebelum ziarah, dilaksanakan Puja Bakti di Vihara Candra Kinnara dipimpin oleh Pandita Muda Eka Pratama Jaya Dewa. Dalam kaitan ini, puja pelimpahan jasa berlangsung khidmat.
Selesai puja, umat bersama menuju Makam di tempat mana dikebumikan salah seorang perintis pendiri Vihara Candra Kinnara, Pandita Muda Yani.
Bersampingan dengan beliau dikebumikan pula istrinya, Kaseh.
Terdapat beberapa umat yg pada masa hidupnya setia beribadah di Vihara Candra Kinnara, antara lain terdapat nama Jono, Tiono dan Surip.
Pada kesempatan tersebut juga dikunjungi makam Didik S,beragama Kristen adalah ayah dari salahseorang umat Buddha yang ikut berziarah.
Berkaitan dengan aktivitas ziarah ini, Pandita D. Henry Basuki menjelaskan bahwa penghormatan pada leluhur berupa pelaksanaan ziarah ke makam merupakan kearifan lokal. Amisa puja yang dibawa bukan hanya bunga tabur, namun dilengkapi dengan lilin dan dupa. Pada akhir penghormatan dilaksanakan penuangan air di atas makam sebagai symbol pelimpahan jasa. Secara tradisional digunakan kendi.
Menjelang Waisak 2558 ini pada 10 Mei 2014 Pandita D. Henry Basuki juga melaksanakan penghormatan pada petilasan leluhur Tanah Jawa yang berada di Umbul Jumprit. Ziarah di makam yang merupakan pemuka agama Buddha pada zaman Majapahit ini terletak di tepi mata air Jumprit di Kabupaten Temanggung. Jumprit adalah mata air Sungai Progo yang mengalir sampai ke Laut Selatan. Setiap tahun air dari Jumprit digunakan untuk air berkah pada Perayaan Waisak Nasional di kompleks Candi Mendut, Pawon dan Borobudur.