081312351976 ppmagabudhi@yahoo.com


MAGABUDHI_Banyumas, 18 Jan 2015
“Pelaksanaan Atthangga Sila pada purnama dan panglong (bulan gelap) yang merupakan hari uposatha perlu ditingkatkan oleh umat Buddha, mengingat hal tersebut merupakan pelatihan sila. Dengan melatih sila, maka ketahanan mental akan meningkat sehingga tercapai ketenangan yang dapat mewujudkan karya untuk meningkatkan kesejahteraan”

Demikian dikemukakan Pandita D. Henry Basuki dalam pembinaannya dihadapan anggota WANDANI Kab Banyumas di Vihara Ratna Vidya Loka yang terletak di desa Banjerpenopen, Kec. Sumpyuh, Kab Banyumas pada Minggu pagi, 18 Januari 2015.

Pada kesempatan ini anggota Dewan Pembina Pengurus Pusat MAGABUDHI ini juga menganjurkan agar para ibu dapat bersikap bijaksana dalam mengasuh para putra putrinya. Kita harus menyadari bahwa berbonong kepada anak adalah pelanggaran sila. Hal ini terlanjur “mentradisi” dalam masyarakat. Hendaknya anak-anak diberi pengertian sehingga orangtua tidak mengambil “jalan pintas” dengan berbonong. Akibat dibohogi, maka pada saat ini juga terjadi banyak orang menjadi pembohong sehingga merusak tatanan masyarakat.

Dikemukakan pula, bahwa ada tiga hal yang merupakan kearifan lokal di tengah masyarakat. Keafifan warisan leluhur yang perlu dilaksanakan oleh kita, pertama adalah menghormat leluhur, kedua menghormat para guru dan ketiga melaksanakan puja atau peribadatan dengan baik.

Menyinggung masalah puja, sangat dianjurkan agar dibudayakan persembahan amisa puja berupa lilin, dupa dan bunga di vihara, sehingga setiap vihara tampak semarak. Hal mana menghindarkan pengalaman pahit terjadinya “menomen mati” di negara kita, karena tempat peribadatan peningalan leluhur kita cukup lama tidak dipergunakan.

Katua DPC WANDANI Kab Banyumas, Sri Marsini mengemukakan bahwa anggota WANDANI menginginkan dapat meningkatkan ketrampilan yang akan mewujudkan pendapatan secara ekonomi. Untuk ini dianjurkan oleh Pandita D. Henry Basuki, agar berani merencanakan secara mantap, kemudian mewujudkan dalam proposal yang disampaikan kepada Ketua DPP WANDANI Pusat. Kemantapan program sengat diperlukan sebagai pertanggungjawaban akan keberhasilan rencana. Hal mana akan membawa kemajuan bagi umat Buddha.


Pada Sabtu malam sebelumnya, pada dalam Puja Bakti di Vihara yang sama, Pandita D. Henry sempat menterjemahkan lagu Jawa “Lir Ilir” yang dikatakan merupakan pelambang bagi umat Buddha agar menyadari jatidirinya, selalu melaksanakan Panca Sila yang perlu ketekunan serta berkumpul menghadap gurumendengarkan pembabaran dhamma pada saat bulan purnama.

Anjangsana Pandita D. Henry Basuki atas permintaan PC MAGABUDHI Kab Banyumas dibawah pimpinan Pandita Muda Salikun memotivasi umat agar menempatkan diri sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam masyarakat Indonesia. Dianjurkan juga agar generasi muda PATRIA segera membentuk kesenian tradisional “calung” yang menampilkan lagu2 Buddhis.

Pada kunjungan kali ini, Pandita D. Henry Basuki juga sempat singgah di Vihara Settidana di Selanegara yang untuk beberapa waktu tidak bisa digunakan karena sedang dibangun. Juga dikunjungi Pandita Rohaman sebelum menuju ke Banjarpenopen.