Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk.
Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran murni, maka kebahagiaan akan mengikutinya bagaikan bayang-bayang yang tak pernah meninggalkan bendanya. Dhammapada I Yamaka-Vagga 2
Dipandang dari Agama Buddha, Kebahagiaan bukanlah berarti harta dan tahta. Agama Buddha mengajarkan bahwa sesungguhnya kebahagiaan itu adalah saat di mana seseorang bisa mengendalikan pikirannya.
Pikiran manusia sangatlah liar, bagaikan seekor ikan yang dikeluarkan dari air dia akan selalu menggelepar, oleh karena itu Agama Buddha mengajarkan kita untuk bermeditasi agar manusia bisa mengendalikan pikiran dan meningkatkan kesadaran.
Secara garis besar kalau ditinjau dari bahasa mandarin kebahagiaan terbagi dua, yaitu
- å¿«ä¹ï¼ˆkuai le )å—(kuai )diartikan cepat ( ä¹) le diartikan kebahagian, å¿«ä¹ bisa diartikan kebahagiaan atau kesenangan yang dirasakan sesaat, sangat cepat untuk dilupakan. Contohnya hiburan indrawi seperti nyanyian; tarian yang semata-mata kita nikmati sesaat itu saja.
- 安ä¹(an le ) 安(an)diartikan aman/tenang ( ä¹) le diartikan kebahagiaan , 安ä¹bisa diartikan kebahagiaan atau kesenangan yang bersifat aman dan tenang. Contohnya baca paritta dan meditasi yang bisa membuat batin dan pikiran kita bahagia, yang sifatnya lebih lama karena telah tertanam ke dalam batin.
Dari definisi di atas kita bebas memilih: kebahagiaan mana yang kita lebih perlu?, kebahagiaan sesaat atau kebahagiaan yang bisa ditanamkan di batin kita?
Mari bersama-sama kita praktikkan ajaran Sang Buddha supaya kita bisa memberikan kesenangan batin lewat ajaran-ajaran Beliau, bukan nyanyian ataupun tarian yang cuma memberikan kita kesenangan sesaat saja.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Dirangkum oleh PMd. Tonny Chew, pada awal April 2013.