Bagaikan Mengisi Air ke Dalam Gelas
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammãsambuddhassa (3x)
Garavo ca nivato ca – santutthi ca katannuta, Samana nanca dassanam Kalena dhamma sakaccha Etam mangala muttamam
Memiliki rasa hormat, berendah hati
Merasa puas dengan yang dimiliki, ingat budi baik orang
Dan mendengarkan Dhamma pada waktu yang sesuai
Itulah berkah utama
Setiap hari, sebuah gelas sangat akrab dengan/dalam kehidupan kita, karena setiap hari kita menggunakannya. Setiap hari pula kita mengisi gelas dengan apa yang kita sukai, kita pindahkan isinya, kemudian kita mengisi gelas lagi, kita pindahkan lagi isinya, demikianlah berkali-kali kita melakukannya.
Mendengarkan Dhamma bagaikan mengisi air ke dalam gelas. Kita mengisi batin kita dengan kesejukan Dhamma, kemudian kita praktikkan dengan pelatihan batin. Pada kesempatan berikutnya kita isi lagi, kita pindahkan lagi dan kita dapat mengambil manfaatnya, demikianlah seterusnya.
Mendengarkan Dhamma disebut Dhammasavană. Hal ini merupakan salah satu bagian dari Dasa Puňňakiriyă Vatthu (sepuluh cara untuk berbuat kebajikan/jasa). Ada lima manfaat mendengarkan Dhamma, yaitu:
- Mengetahui sesuatu yang memang belum pernah didengar
- Mengetahui sesuatu lebih luas
- Menghilangkan keragu-raguan terhadap Dhamma
- Memperoleh pengertian yang benar
- Memperoleh pikiran yang tenang dan bahagia
Seperti halnya dengan gelas, batin kita juga wajib kita isi, kemudian isinya kita pergunakan. Pada kesempatan berikutnya kita isi lagi, kita pergunakan lagi. Begitulah seterusnya. Seseorang yang memberikan Dhammadesana bagaikan penyedia air, air itu diisikan oleh pendengar ke dalam batin yang sudah dipunyai. Setelah diisi, maka dipergunakan. Isinya merupakan lima manfaat yang tersebut di atas.
Dalam Manggala Sutta, antara lain disebutkan bahwa “mendengar” merupakan salah satu berkah utama. Mendengar yang dimaksud adalah mendengar yang memperoleh manfaat baik. Untuk mendapatkan manfaat atas sesuatu yang baik, maka kita wajib bersikap diam, bersikap hormat, mengontrol pikiran dan menyadari kata-kata yang memang tidak patut untuk diungkapkan. Kita yakin bahwa Dhamma berisi ajaran luhur yang mengajak kita untuk melakukan perbuatan baik (kusala kamma). Untuk melakukan perbuatan baik itu, kita seyogianya mempunyai tekad untuk membersihkan kilesa (kekotoran batin). Penghilangan kilesa adalah dengan melakukan dana, sila dan samadhi. Dengan melakukan Jalan Utama beruas delapan, sekaligus kita mengembangkan brahma vihara, yaitu metta (welas asih),karuna (kasih sayang), mudita (bergembira menyaksikan keberhasilan/kegembiraan orang lain) dan upekkha (keseimbangkan batin).
Mengenai Dasa Puňňakiriyă Vatthuni (sepuluh cara untuk berbuat kebajikan/jasa), dapat diperinci sbb:
- DÃNAMAYA jasa yang diperoleh karena memberikan Dana
- SILAMAYA jasa yang diperoleh karena telah melaksanakan Sila (kelakuan bermoral)
- BHÃVANÃMAYA jasa yang diperoleh karena telah melaksanakan Bhavana (perkembangan batin)
- UPACÃYAMANA jasa yang diperoleh karena telah merendahkan hati dan menghormat kepada mereka yang lebih tua
- VEYYÃVACCAMAYA jasa yang diperoleh karena telah membantu serta bersemangat dalam melakukan hal-hal yang patut dilakukan.
- PATTIDÃNAMAYA jasa yang diperoleh karena telah mempersembahkan jasa/kebajikan kepada orang tua/leluhur, kepada para dewa serta semua makhluk.
- PATTÃNUMODÃNAMAYA jasa yang diperoleh karena telah menerima dan bergembira di dalam ikut menikmati perbuatan baik orang lain
- DHAMMASSAVANÃMAYA jasa yang diperoleh karena telah mendengarkan Dhamma
- DHAMMADESÃNAMAYA jasa yang diperoleh karena telah memberikan khotbah Dhamma
- DIŢŢHUJU KAMMA MAYA jasa yang diperoleh karena telah membenarkan pengertian yang salah
Kita harus aktif, punya adhitthana (tekad) untuk terus meningkatkan diri melalui pembelajaran yang terus menerus. Dengan meningkatnya kualitas hidup, kebijaksanaan pun akan meningkat, kemudian makin tercapailah ketentraman batin dan kesejahteraan.
Sabbe sattă bhavantu sukhitattă. ~ Semoga semua makhluk berbahagia.
Sadhu, sadhu, sadhu.