081312351976 ppmagabudhi@yahoo.com

PC. MAGABUDHI Jakarta Utara akan mengadakan KDAB kembali.


MAGABUDHI_Maret 2015
Sebagai pengejawantahan misi MAGABUDHI khususnya dibidang pendidikan,  PC. MAGABUDHI Jakarta Utara akan mengadakan Kursus Dasar Buddha Dhamma atau yang biasa dikenal dengan Kursus Dasar Agama Buddha (KDAB) kembali. KDAB kali ini juga akan dilaksanakan selama 4 minggu berturut-turut, diawali pada tanggal 3 Mei 2015. Hal ini tentu akan menambah kualitas materi karena waktu cukup untuk mengulas Dhamma jadi lebih banyak.

Sebuah kesempatan yang baik untuk meningkatkan kualitas sumber Daya Manusia umat Buddha  khususnya Theravada di Jakarta Utara dan sekitarnya untuk dapat memiliki pola pikir dan perilaku Buddhis yang sesuai dengan ajaran Buddha dalam Tipitaka. Demikian pula agar terbina kader-kader umat Buddha dan tenaga pendidik yang berkualitas dan berintegritas untuk memajukan Buddha Dhamma di Jakarta dan sekitarnya ini.

Bagi Rama/Ramani/Ibu/Bapak/Saudara/i khususnya yang tinggal di Jakarta Utara  dan sekitarnya yang hendak mengikuti kegiatan tersebut silahkan dapat menghubungi Panitia yang tertera di Brosur KDAB tersebut.

TINGKATKAN LATIHAN SILA PADA HARI UPOSATHA


MAGABUDHI_Banyumas, 18 Jan 2015
“Pelaksanaan Atthangga Sila pada purnama dan panglong (bulan gelap) yang merupakan hari uposatha perlu ditingkatkan oleh umat Buddha, mengingat hal tersebut merupakan pelatihan sila. Dengan melatih sila, maka ketahanan mental akan meningkat sehingga tercapai ketenangan yang dapat mewujudkan karya untuk meningkatkan kesejahteraan”

Demikian dikemukakan Pandita D. Henry Basuki dalam pembinaannya dihadapan anggota WANDANI Kab Banyumas di Vihara Ratna Vidya Loka yang terletak di desa Banjerpenopen, Kec. Sumpyuh, Kab Banyumas pada Minggu pagi, 18 Januari 2015.

Pada kesempatan ini anggota Dewan Pembina Pengurus Pusat MAGABUDHI ini juga menganjurkan agar para ibu dapat bersikap bijaksana dalam mengasuh para putra putrinya. Kita harus menyadari bahwa berbonong kepada anak adalah pelanggaran sila. Hal ini terlanjur “mentradisi” dalam masyarakat. Hendaknya anak-anak diberi pengertian sehingga orangtua tidak mengambil “jalan pintas” dengan berbonong. Akibat dibohogi, maka pada saat ini juga terjadi banyak orang menjadi pembohong sehingga merusak tatanan masyarakat.

Dikemukakan pula, bahwa ada tiga hal yang merupakan kearifan lokal di tengah masyarakat. Keafifan warisan leluhur yang perlu dilaksanakan oleh kita, pertama adalah menghormat leluhur, kedua menghormat para guru dan ketiga melaksanakan puja atau peribadatan dengan baik.

Menyinggung masalah puja, sangat dianjurkan agar dibudayakan persembahan amisa puja berupa lilin, dupa dan bunga di vihara, sehingga setiap vihara tampak semarak. Hal mana menghindarkan pengalaman pahit terjadinya “menomen mati” di negara kita, karena tempat peribadatan peningalan leluhur kita cukup lama tidak dipergunakan.

Katua DPC WANDANI Kab Banyumas, Sri Marsini mengemukakan bahwa anggota WANDANI menginginkan dapat meningkatkan ketrampilan yang akan mewujudkan pendapatan secara ekonomi. Untuk ini dianjurkan oleh Pandita D. Henry Basuki, agar berani merencanakan secara mantap, kemudian mewujudkan dalam proposal yang disampaikan kepada Ketua DPP WANDANI Pusat. Kemantapan program sengat diperlukan sebagai pertanggungjawaban akan keberhasilan rencana. Hal mana akan membawa kemajuan bagi umat Buddha.


Pada Sabtu malam sebelumnya, pada dalam Puja Bakti di Vihara yang sama, Pandita D. Henry sempat menterjemahkan lagu Jawa “Lir Ilir” yang dikatakan merupakan pelambang bagi umat Buddha agar menyadari jatidirinya, selalu melaksanakan Panca Sila yang perlu ketekunan serta berkumpul menghadap gurumendengarkan pembabaran dhamma pada saat bulan purnama.

Anjangsana Pandita D. Henry Basuki atas permintaan PC MAGABUDHI Kab Banyumas dibawah pimpinan Pandita Muda Salikun memotivasi umat agar menempatkan diri sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam masyarakat Indonesia. Dianjurkan juga agar generasi muda PATRIA segera membentuk kesenian tradisional “calung” yang menampilkan lagu2 Buddhis.

Pada kunjungan kali ini, Pandita D. Henry Basuki juga sempat singgah di Vihara Settidana di Selanegara yang untuk beberapa waktu tidak bisa digunakan karena sedang dibangun. Juga dikunjungi Pandita Rohaman sebelum menuju ke Banjarpenopen.

 

PC MAGABUDHI Kota Surabaya rajin menyetorkan Iuran ke PP


MAGABUDHI_Januari 2015
Sebagai organisasi nirlaba seperti halnya MAGABUDHI, tentu peran anggota sangat penting dalam perkembangan organisasi tersebut. Disamping memberikan sumbangsih pengabdiannya yang tulus para anggota berkewajiban memberikan dukungan finansial kepada organisasi, hal ini dimaksudkan agar segala kegiatan dan program dapat dijalankan dengan maksimal. Salah satu PC yang aktif dalam sumbangsihnya menyetorkan iuran kepada pengurus pusat adalah PC MAGABUDHI Kota Surabaya, PC tersebut telah melaksanakan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga MAGABUDHI khususnya bab X pasal 29.

Keaktifan PC MAGABUDHI Kota Surabaya ini perlu untuk dicontoh oleh PC-PC lain se Indonesia agar dalam pelaksanaan program dan kegiatan, masalah pendanaan dan lain sebagainya dapat diatasi dan tidak menjadikan kedala, sehingga sasaran pengabdian menjadi lebih baik dan berhasil guna.

Pengurus Pusat mengucapkan anumodana terimakasih yang tak terhingga khususnya kepada PC MAGABUDHI Kota Surabaya yang telah aktif menyetorkan iuran, semoga kebaikan dan kebahagiaan melimpah pada semua makhluk. Selamat mengabdi tulus tiada henti.

MAGABUDHI TURUT HADIR DALAM ACARA REFLEKSI DAN DOA BAGI MENDIANG GUS DUR


MAGABUDHI_Semarang, 30 Desember 2014.
Dalam rangka memperingati 5 tahun wafatnya KH Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Dur, pada 30 Desember 2014 malam Pandita Magabudhi diundang oleh “Perkoempoelan Boen Hian Tong Semarang 1876” untuk menyampaikan refleksi serta pembacaan doa.
Di gedung perkumpulan yang semula didirikan oleh ethnis Tionghoa pada tahun 1876 ini, selanjutnya dinamakan Gedung Rasa Dharma di Gang Pinggir Semarang, Pandita D. Henry Basuki menyatakan kekagumannya terhadap sosok Gus Dur yang berani mengemukakan nilai nilai humanistis semasa hidupnya. Dengan adanya Gus Dur, perbedaan yang merupakan keindahan dalam masyarakat Indonesia dapat eksis. Hal mana memang sudah semestinya karena masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk, masyarakat yang bukan merupakan masyarakat serba seragam.
Dikemukakan pula oleh Pandita D. Henry Basuki bahwa kita seharusnya bisa lebih menghargai para leluhur, termasuk Gus Dur yang merupakan leluhurnya bangsa Indonesia. Penghormatan tersebut merupakan salahsatu nilai luhur bangsa, karena penghormatan terhadap leluhur serta penghormatan terhadap para guru tercantum jelas dalam kitab Negarakertagama. Satu hal lagi yang kurang dilakukan oleh sebagian besar bangsa Indonesia sebagaimana dianjurkan dalam Negarakertagama adalah melakukan puja sesuai dengan keyakinan kita, atau dalam istilah umum dikenal sebagai sembahyang atau laku peribadatan. Kita hendaknya malakukan peribadatan dengan tekun, penuh pengertian dan penuh ketulusan sehingga benar-benar bermakna. Peribadatan harus dilaksanakan dengan persiapan yang baik, bukannya sekedar seremonial yang dilakukan tergesa-gesa, sehingga tidak meningkatkan kualitas hidup.
Setelah menyampaikan refleksi, Pandita Muda Eka Pratama Jaya Dewa, Pandita D. Henry beserta umat membacakan parita avamanggala dihadapan sinci (papan penghormatan) leluhur, diantaranya terdapat sinci Gur Dur yang diletakkan pada acara King Hoo Ping tahun 2014.
Pembacaan doa dilaksanakan secara agama Konghucu oleh Ws Sinaryo,secara agama Tao oleh Amen Wahyudi, secara agama Buddha oleh Pandita Muda Eka Pratama Jaya Dewa, secara agama Hindu oleh Pandit Nyoman Wedu, secara agama Kristen oleh Pendeta Manurung, secara agama Katolik oleh Romo Budi Purnomo Pr, serta secara agama Islam oleh Prof Abu Hafsin. Sedangkan ceramah secara agama Islam disampaikan oleh Ustad Duri Ashari.
Hadir pd acara ini Ketua FKUB Jateng, FKUB Kota Semarang, Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama Jateng, Pengurus Walubi Kota Semarang beserta fungsionaris pengurusnya, umat berbagai agama didalamnya generasi muda dari agama Konghucu, agama Islam serta agama Katolik.

Acara juga dihiasi dengan alunan lagukeroncong serta makan malam yang menambah suasana akrab.

PD MAGABUDHI Banten sukses menggelar KDD (Kursus Dhammaduta)

MAGABUDHI_Desember 2014

PD MAGABUDHI Provinsi Banten sukses menyelenggarakan kursus Dhammaduta (KDD)  pada tgl 27-28 Desember 2014  di Universitas Buddhi Dharma Tangerang, dan dalam kesempatan tersebut ada beberapa peserta yang telah berhasil dan lulus yang berjumlah 24 orang dilantik menjadi Upacarika baru , semoga para Upacarika ini dapat menjadi pejuang Dhamma, tulus mengabdi tiada henti, dalam keluarga Magabudhi. Demikian ungkapan singkat dari panitia penyelenggara yaitu Rama Erdy T.


Peserta Kursus Dhammaduta yang telah lulus wawancara oleh Dewan Kepanditaan Daerah dan telah diberkati oleh Bhikkhu Hemadhammo Thera adalah sebagai berikut :

Upacarika dari PC Kota Tangerang ada 12 orang

  1. Dedy Lesmana
  2. Dedy Sutjipto
  3. Adi
  4. Dewi Santri Tjendana
  5. Linda Wijaya
  6. Dian Wijayanti
  7. Sunardi Umar
  8. Theresia Widia Astuti, S. Kom.
  9. Yunny
  10. Suhandi
  11. Arifin
  12. Sami

Upacarika dari PC Kabupaten Tangerang ada 5 orang

  1. Cicih Komala Dewi
  2. Darma Setiawan
  3. Ratdi
  4. Rudi hermawan
  5. Sendri

Upacarika dari PC Kota Tangerang Selatan ada 7 orang

  1. Danik Susanti
  2. Keti, M.M.
  3. Rakay Sutamayapanna
  4. Liong Houw, S.E.
  5. Satya Tiratana
  6. Sri Retno
  7. Sumarno

Anggota Dewan Pembina PP MAGABUDHI yaitu Pdt. D. Henry Basuki melakukan kunjungan Natal

MAGABUDHI_Desember 2014
Sebagai bentuk kerukunan umat beragama khususnya di Indonesia sudah menjadi budaya yaitu anjangsana atau istilah umumnya silahturahmi, kegiatan ini lazim dilaksanakan ketika umat beragama saling berkunjung menyampaikan ucapan selamat pada hari besar keagamaannya. Hal ini sering dilakukan oleh salah satu anggota dewan pembina PP MAGABUDHI yaitu Pdt. D. Henry Basuki, yang rajin melaksanakan kunjungan anjangsana ke beberapa tokoh agama lain di wilayahnya. Beberapa cacatan kunjungan Natal 2014 yang dilaksanakan oleh Pandita D. Henry Basuki tgl 25 Desember 2014 pagi :

  1. Atas nama umat Buddha, Pandita D. Henry Basuki       menyampaikan ucapan Selamat Natal dengan harapan semoga persaudaraan antar umat beragama yang sudah terjalin akan mewujudkan perdamaian dan ketentraman di Indonesia. Dalam kondisi tentram masyarakat akan dapat berkarya dengan baik yang akan membawa pada kemakmuran
  2. Uskup Agung Semarang Mgr Johannes Pujasumarta, Pr pada kesempatan ini juga mengemukakan bahwa dalam pembinaan masyarakat Indonesia perlu memelihara budaya lokal, karena eksistensi budaya bisa mempersatukan umat. Hal ini dibenarkan oleh Pandita D. Henry Basuki yang menceritakan bahwa budaya lokal merupakan media untuk menyampaikan makna ajaran agama
  3. Dalam pertemuan dengan Ketua PGI Jateng, Pendeta Ekayana, Pandita D. Henry Basuki menyemukakan bahwa pembaharuan dalam pewartaan agama perlu menyesuaikan tren masa kini. Hal mana dibenarkan oleh salahseorang pengurus PGI, Pendeta Manurung yang menceriterakan bahwa di negeri Belanda yang datang Kebaktian di gereja tinggal orang tua. Para pemuda tidak tertarik. Hal mana diharapkan tidak terjadi di Indonesia, untuk itu perlu mengikuti keadaan masa kini.
  4. Pendeta Wipropradipto mengamati bahwa terjadi ketidak sambungan antara generasi muda dengan generasi di atasnya. Hal mana hendeknya dimulai gerakannya dari generasi tua. Kegiatan PANGLIMA (paguyuban Pemuda Lintas Iman) yang diprakasai oleh Romo Budi Purnomo (Katolik), Pendeta Rahmat Rajagukguk & Pendeta Wipropradipto (Krsten Protentan), yang kemudian mengajak Pandita D. Henry Basuki (Buddha) dan Bp. Rasnial (Islam) yang mensuport kegiatan Peringatan Sumpah Pemuda oleh generasi muda lintas agama di Semarang merupakan salahsatu kegiatan untuk menjembatani aktivitas lintas generasi.

Kunjungan ke Gereja Gereformeerd (Kristen) dan Gereja St Fransiskus Kebondalem (Katolik) Pandita D. Henry Basuki juga berkesempatan memberi ucapan Selamat Natal kepada umat Nasrani